Pasang Iklan Banner 333.000 per BULAN di blog ini Hub 081286350482 meiko7998@gmail.com Iklan Baris 300.000

Friday, July 9, 2021

Menyingkap Misteri Pasien 0 Wabah Maut Hitam


pasang iklan di mobil - #1:Menyingkap Misteri Pasien 0 Wabah Maut Hitam

  Jakarta - Sebelum COVID-19 kini menyandera dunia, sejumlah wabah pernah terjadi dalam sejarah manusia. Black Death atau 'maut hitam' adalah salah satu yang paling mematikan.

Wabah pes (sampar) yang dipicu bakteri Yersinia pestis itu menyebar ke seluruh Eropa antara tahun 1346 dan 1353. Nyawa sepertiga hingga dua pertiga populasi Benua Biru terenggut.

Mengapa disebut Black Death?

Istilah itu dipicu gejala yang timbul di area kulit sebagian besar pasien yang berubah menjadi hitam oleh karena pendarahan dalam tubuh.

Penyebaran wabah tersebut diyakini bermula dari serangga, umumnya kutu, yang terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan pengerat termasuk di antaranya tikus.

Setelah tikus mati, kutu menggigit manusia dan menyebarkannya penyakit ke orang-orang lainnya. Wabah menyebar dari Asia Tengah, lewat Mediterania, ke Eropa, ketika para pelaut mencapai Krimea.

Hingga kini, asal usul Black Death masih jadi perdebatan. Ada yang berteori, pandemi bermula dari Asia Tengah atau Asia Timur. Namun, secara definitif, kemunculan pertamanya terdeteksi di Krimea pada tahun 1347.

Belakangan, para ilmuwan menemukan petunjuk baru soal Black Death atau 'maut hitam'. Yakni, terkait pasien 0 atau korban pertama wabah mematikan itu.

Bukti baru itu ditemukan di Latvia, sebuah negara di kawasan Baltik, Eropa Utara.

Kerangka manusia yang diteliti para ahli adalah milik seorang pria. Ia meninggal dunia 5.300 tahun lalu. Pemicu kematianya adalah infeksi varian (strain) awal dari penyakit yang mewabah itu.

"Setidaknya hingga saat ini, ia adalah korban wabah tertua yang teridentifikasi," kata Dr Ben Krause-Kyora dari University of Kiel, Jerman, seperti dikutip dari BBC.

Korban dikebumikan bersama tiga jasad lainnya di situs pemakaman Neolitik di Latvia, yang letaknya di tepian Sungai Salac yang mengalir hingga Laut Baltik.

Para peneliti melakukan sekuensing DNA tulang dan gigi dari empat kerangka yang ditemukan. Pengujian terkait bakteri dan virus dilakukan.

0 comments:

Post a Comment